Monday, April 4, 2011

Lingkaran Pertama

"Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS Al-Ashr: 1-3)

Itulah sepenggal firman Allah yang selalu menjadi motivasi untuk saling menasehati.
dan semangat itu lah yang mengantarkan kami pada Lingkaran pertama...


Ah, mengingat masa itu bergitu banyak cerita yang ingin diurai
kata orang kami terjebak dalam kebaikan,

ya memang, ini jebakan yang tak pernah kami sesali.

Lingkaran kecil, lingkaran pertamaku..

Di sana banyak tawa dan cerita yang kami bagi,
Kami begitu menikmati semuanya..

Menikmati jumlah kami yang tak bisa dibilang banyak,

Menikmati bagaimana kami harus sembunyi-sembunyi,

Menikmati pulang agak terlambat demi berkumpul sejenak,

Menikmati mengingat memori tiga tahun lalu

Bagaimana kata orang, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Tapi kami yakin perpisahan itu hanya fana,

sama fananya dunia yang Allah ciptakan

Sebagai sarana kami bertemu


Suatu hari di akhir waktu,
Murabbi kami tercinta memberi sepucuk surat,
Kertas panjang yang biasa.

Tapi,
Dahsyatnya kusimpan surat itu dalam memori sudut kamar.
Ya tiga tahun ada di sana,

saya bagi sedikit Isinya:


[Alinea pertama]
"Entah keberapa kian kalinya jalan da'wah ini terasa berat ukh.

Entah karena bekal Teh* yang terlalu sedikit,

sehingga terkadang terjatuh di tengah jalan.

Bukan satu atau dua kali Teh menemukan jalan buntu di sini.

Kadang tulang ini terasa patah, tak jarang pula air mata ini terkuras,

tapi itulah sebuah harga yang harus dibayar untuk da'wah menyeru kepada Allah SWT.

[Alinea kedua]
Tapi,

Kalianlah yang membuat teteh bertahan.

nama saya, teman saya, teman saya kedua,
teman saya yang satu lagi (disebut satu-satu)

kalianlah adik2 yang selalu bikin teteh kembali semangat.

Saat diri ini jatuh, senyuman kalian membuat teteh bangkit.
Saat teteh kelelahan berada di sini, celotehan kalian membuat teteh bangkit.

Ah, adikku.. kalianlah harta terindah itu..


[Alinea ketiga]
Walaupun hanya kalian ber-**** (jumlah kami),

tapi kalian adalah harta berharga yang teteh punya.

Terkadang,,

diri ini tersungkur malu pada Allah karena teteh punya adik2 yang begitu semangat.

Ketika orang lain harus mengejar adik-adik mentornya,

Teteh dengan mudahnya mencari kalian dan tak perlu mengejar2,

tapi kalian yang ngejar teteh. Subhanallah..
(serasa main kejar-kejaran ^^ -red)


[Alinea keempat]
Kalianlah yang membuat teteh bertahan,

kalian seperti sebuah mata panah yang sap diluncurkan,

seperti sebuah mata air yang kapan pun siap mengaliri sungai2

[Alinea kelima]
dari hati yang terdalam, izinkan teteh mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas semua kekurangan teteh.
Atas semua yang membuat kalian harus ekstra kerja keras.

(ingin jawab: pelajaran ini sebenarnya yang paliang berharga, membuat kami belajar bertahan. berkomitmen "Show Must Go On", jazakillah teh... -red)


[Alinea keenam]
Tidak ada yang mebuat teteh seperti ini, selain kecintaan kepada kalian, adikku..

Kecintaan pada Allah, Rasul, dan da'wah ini.

Kecintaan yang Insya Allah hanya karena Allah.

Kecintaan atas sebuah kerinduan lahirnya generasi2 pembela Islam,

Yah minimal generasi berkepribadian Islam.


[Alinea ketujuh]

Uhibbukifillah (nama teman saya)
Uhibbukifillah (nama teman saya yang lain)

Uhibbukifillah (nama saya)

Uhibbukifillah (nama teman saya lagi)

Semoga diistiqamahkan ukh....


[Terakhir]

Terima kasih Ya Allah, Engkau mengkaruniakan hamba adik2 yang shaleha...."


Note: *nama tetehnya (dirahasiakan ^^ -red)

Diberikan di pertemuan terakhir,

lagi-lagi July 2008,

sebelum kami berjalan ke dunia baru,

lingkaran baru


Jazakillah murabbiah kami,

yang sampai saat ini tak kenal lelah

menyemangati kami di jalan juang ini,

Ah, ini memang 'jebakan' yang Indah..



-Di Akhir Senja, July 2008-